VAKSIN
Apakah Imunisasi?
Suatu tindakan untuk memberikan perlindungan/kekebalan
di dalam tubuh bayi dan anak
Tujuan?
Melindungi dan mencegah terhadap penyakit-penyakit
menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak
Siapa yang perlu mendapat imunisasi?
Semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir memerlukan imunisasi untuk melindungi
tubuhnya dari penyakit- penyakit yang berbahaya
Semua orang yang kontak (berhubungan) dengan penderita penyakit-penyakit menular
Vaksin dapat terdiri dari:
• Virus hidup yang telah dilemahkan (vaksin polio &
campak)
• Sediaan virus atau bakteri yang telah mengalami
inaktivasi (vaksin hepatitis B, BCG)
• Ekstrak eksotoksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme
atau eksotoksin yang menjalani detoksifikasi (vaksin tetanus)
Vaksin Bcg
• BCG (Bacillus Calmette-Guerin) merupa-kan
strain hidup Mycobacterium bovis yang dilemahkan yang merangsang
hipersensitivitas terhadap M. tuberkulosis
• Vaksin BCG diberikan secara intradermal
• Vaksin BCG dapat diberikan bersama dengan vaksin hidup
lain, tetapi bila tidak diberikan secara bersamaan, harus ada interval
sedikitnya 3 minggu di antara pemberian kedua vaksin
Vaksin Hepatitis B
• Vaksin Hepatitis B mengandung inactivated Hepatitis
B virus surface antigen (HBsAg) dijerap pada adjuvan aluminium hidroksida
• Diberikan secara intramuskuler
• Pada bayi dan anak-anak tempat injeksi pada paha
anterolateral, pantat tidak boleh digunakan karena efikasi vaksin bisa
berkurang
Vaksin Polio
• Ada dua tipe vaksin poliomielitis:
– Vaksin poliomielitis, hidup (oral) (Sabin)
– Vaksin poliomielitis, inactivated (Salk)
• Vaksin poliomielitis inactivated dapat
digunakan bagi pasien yang tidak boleh menerima vaksin poliomielitis oral
karena penyakit imunosupresif
• Baik vaksin oral dan vaksin yang diinaktivasi dapat
digunakan untuk menyelesaikan seri yang dimulai dengan vaksin lain
Vaksin DPT
• Vaksin DPT merupakan triple vaccine yaitu
vaksin difteri, pertusis, dan tetanus
• Perlindungan terhadap difteri karena timbulnya
antitoksin yang diproduksi karena rangsangan oleh vaksin yang dibuat dari
toksin Corynebacterium diptheriae
• Pada anak, vaksin DPT tidak hanya memberi perlindungan
terhadap tetanus dalam masa kanak-kanak tetapi juga memberi dasar
kekebalan untuk dosis penguat vaksin
tetanus yang diberikan selanjutnya saat sekolah
Difteri?
Penyakit radang tenggorokan yang sangat berbahaya dan
dapat menyebabkan kematian anak hanya dalam beberapa hari saja
Pertusis?
Penyakit radang pernafasan (paru) yang disebut juga
batuk rejan atau batuk 100 hari
Tetanus?
Penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut
terkancing tidak bisa dibuka
Vaksin Campak
• Campak I umur 9 bulan, campak II diberikan pada
program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun.
• Vaksin measles, mumps dan rubella (MMR)
dapat menimbulkan sindrom yang menyerupai campak dan demam kira-kira seminggu
setelah injeksi.
• Vaksin Campak Kering (Bio Farma) Serbuk Injeksi 5000
TCID (setara dengan 1000 CCID50)/Dosis
Vaksin Hib
• Imunisasi Hib diberikan secara suntikan di bagian otot
paha.
• Imunisasi ini bisa diberikan dalam satu suntikan bersama
imunisasi Difteria, Pertussis dan Tetanus (DPT). Juga boleh diberikan bersama
imunisasi lain seperti imunisasi Hepatitis B.
Vaksin Tifoid
• Vaksin tifus polisakarida diberikan secara
intramuskuler atau subkutan dalam dengan dosis penguat tiap 3 tahun pada
pemaparan menetap
• Vaksin tifus oral tersedia di Indonesia. Ini merupakan
vaksin hidup yang dilemahkan, dalam kapsul enteric coated
• Pada pemberian oral diberikan 3 dosis @ 1 kapsul, 2
hari sekali, memberikan perlindungan 7-10 hari setelah dosis terakhir
Vaksin Hepatitis A
• Vaksin hepatitis A dibuat dari virus hepatitis A yang
dikembangbiakkan dalam sel diploid manusia dan diaktivasi dalam formaldehid
• Dosis: injeksi intramuskuler 0,5 ml sebagai dosis
tunggal; dosis penguat 0,5 ml 6 bulan kemudian
• Sediaan:
– Havrix cairan injeksi 360 Elisa Units
– Havrix 1440 cairan injeksi 1440 Elisa Units