Senin, 08 Juni 2015

VAKSIN

VAKSIN

Apakah Imunisasi?
Suatu tindakan untuk memberikan perlindungan/kekebalan di dalam tubuh bayi dan anak

Tujuan?
Melindungi dan mencegah terhadap penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak

Siapa yang perlu mendapat imunisasi?

Semua orang, terutama bayi dan anak   sejak lahir memerlukan imunisasi untuk melindungi tubuhnya dari penyakit- penyakit yang berbahaya

Semua orang yang kontak (berhubungan) dengan penderita penyakit-penyakit menular

Vaksin dapat terdiri dari:
      Virus hidup yang telah dilemahkan (vaksin polio & campak)
      Sediaan virus atau bakteri yang telah mengalami inaktivasi (vaksin hepatitis B, BCG)
  Ekstrak eksotoksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau eksotoksin yang menjalani detoksifikasi (vaksin tetanus)

Vaksin Bcg
      BCG (Bacillus Calmette-Guerin) merupa-kan strain hidup Mycobacterium bovis yang dilemahkan yang merangsang hipersensitivitas terhadap M. tuberkulosis
      Vaksin BCG diberikan secara intradermal
   Vaksin BCG dapat diberikan bersama dengan vaksin hidup lain, tetapi bila tidak diberikan secara bersamaan, harus ada interval sedikitnya 3 minggu di antara pemberian kedua vaksin

Vaksin Hepatitis B
      Vaksin Hepatitis B mengandung inactivated Hepatitis B virus surface antigen (HBsAg) dijerap pada adjuvan aluminium hidroksida
      Diberikan secara intramuskuler
      Pada bayi dan anak-anak tempat injeksi pada paha anterolateral, pantat tidak boleh digunakan karena efikasi vaksin bisa berkurang

Vaksin Polio
      Ada dua tipe vaksin poliomielitis:
     Vaksin poliomielitis, hidup (oral) (Sabin)
     Vaksin poliomielitis, inactivated (Salk)
  Vaksin poliomielitis inactivated dapat digunakan bagi pasien yang tidak boleh menerima vaksin poliomielitis oral karena penyakit imunosupresif
      Baik vaksin oral dan vaksin yang diinaktivasi dapat digunakan untuk menyelesaikan seri yang dimulai dengan vaksin lain

Vaksin DPT
      Vaksin DPT merupakan triple vaccine yaitu vaksin difteri, pertusis, dan tetanus
    Perlindungan terhadap difteri karena timbulnya antitoksin yang diproduksi karena rangsangan oleh vaksin yang dibuat dari toksin Corynebacterium diptheriae
     Pada anak, vaksin DPT tidak hanya memberi perlindungan terhadap tetanus dalam masa kanak-kanak tetapi juga memberi dasar kekebalan  untuk dosis penguat vaksin tetanus yang diberikan selanjutnya saat sekolah

Difteri?
Penyakit radang tenggorokan yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian anak hanya dalam beberapa hari saja

Pertusis?
Penyakit radang pernafasan (paru) yang disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari

Tetanus?
Penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka

Vaksin Campak
      Campak I umur 9 bulan, campak II diberikan pada program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun.
   Vaksin measles, mumps dan rubella (MMR) dapat menimbulkan sindrom yang menyerupai campak dan demam kira-kira seminggu setelah injeksi.
      Vaksin Campak Kering (Bio Farma) Serbuk Injeksi 5000 TCID (setara dengan 1000 CCID50)/Dosis

Vaksin Hib
      Imunisasi Hib diberikan secara suntikan di bagian otot paha.
     Imunisasi ini bisa diberikan dalam satu suntikan bersama imunisasi Difteria, Pertussis dan Tetanus (DPT). Juga boleh diberikan bersama imunisasi lain seperti imunisasi Hepatitis B.

Vaksin Tifoid
      Vaksin tifus polisakarida diberikan secara intramuskuler atau subkutan dalam dengan dosis penguat tiap 3 tahun pada pemaparan menetap
      Vaksin tifus oral tersedia di Indonesia. Ini merupakan vaksin hidup yang dilemahkan, dalam kapsul enteric coated
  Pada pemberian oral diberikan 3 dosis @ 1 kapsul, 2 hari sekali, memberikan perlindungan 7-10 hari setelah dosis terakhir

Vaksin Hepatitis A
      Vaksin hepatitis A dibuat dari virus hepatitis A yang dikembangbiakkan dalam sel diploid manusia dan diaktivasi dalam formaldehid
      Dosis: injeksi intramuskuler 0,5 ml sebagai dosis tunggal; dosis penguat 0,5 ml 6 bulan kemudian
      Sediaan:
     Havrix cairan injeksi 360 Elisa Units
     Havrix 1440 cairan injeksi 1440 Elisa Units


ANTIBIOTIKA

ANTIBIOTIKA

Pengertian Antibiotik:

Zat yang dihasilkan oleh mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain.
Juga dapat dibuat secara sintetis.
Obat pembasmi mikroba, khususnya yang merugikan manusia.

Prinsip Penggunaan Antibiotika

      Berdasar penyebab infeksi : dari hasil pemeriksaan mikrobiologis. Pemberian antibiotika tanpa pemeriksaan mikrobiologis dapat didasarkan pada educated guess.
      Berdasar faktor pasien : fungsi ginjal dan hati, riwayat alergi, daya tahan terhadap infeksi, daya tahan terhadap obat, usia, wanita hamil dan menyusui.

Jenis – jenis Antibiotik

Ampisilin & Amoksisilin
      Indikasi : Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronkitis kronis, salmonelosis invasif, gonore
      Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap penisilin

Mekanisme Kerja Obat :
Golongan penisilin merupakan antibiotik bakterisidal dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel. Semua golongan penisilin memiliki inti asam 6-b-aminopenisilin dan punya mekanisme aksi yang sama.  Semua jenis penisilin memberikan reaksi alergi.

Efek Samping :
      Yang terpenting adalah urtikaria dan kadang-kadang reaksi anafilaksis dapat menjadi fatal.
      Mual, diare, ruam, kadang-kadang terjadi kolitis karena antibiotik

Gentamisin
      Indikasi: septikemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi pada SSP lainnya, infeksi bilier, pielonefritis dan prostatitis akut, pneumonia nosokomial, terapi tambahan pada meningitis karena listeria.
      Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis.

Mekanisme Kerja Obat :
Aminoglikosida bersifat bakterisidal dan digunakan terutama pada infeksi bakteri gram positif dan negatif. Aktivitas bakterisid melalui penghambatan sintesis protein bakteri.

Efek Samping :
      Efek samping yang sering terjadi adalah nefrotoksisitas yang biasanya terjadi pada orang tua atau pasien gangguan fungsi ginjal.
      Jika terjadi gangguan fungsi ginjal maka interval pemberian harus diperpanjang.

Eritromisin
      Indikasi: sebagai alternatif untuk pasien yang alergi penisilin untuk pengobatan enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit legionaire, sifilis, uretritis non gonokokus, prostatitis kronik, akne vulgaris, dan profilaksis difteri dan pertusis.
      Kontraindikasi: penyakit hati.

Mekanisme Kerja Obat :
Antibiotik golongan makrolida terikat secara reversible pada sisi P ribosom subunit 50s dari bakteri dan dapat menghambat RNA-dependent protein synthesis dengan cara merangsang pemutusan peptidyl t-RNA dari ribosom. Antibiotik ini dapat bersifat bakteriostatik maupun bakterisid, tergantung faktor konsentrasi obat.

Efek Samping :
      Mual, muntah, dan diare.
      Untuk infeksi ringan efek samping ini dapat dihindarkan dengan pemberian dosis rendah.



Obat - Obat ANALGETIK DAN ANTIPIRETIK

Obat - Obat
A
NALGETIK DAN ANTIPIRETIK

Analgetika adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.

Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh.

Anti-inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau pembengkakan.

Mekanisme Kerja

      Berdasarkan penghambatan biosintesis prostagandin (PG)
      PG akan dilepaskan bila sel mengalami kerusakan
      Analgetik menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu

Inflamasi

      Gejala inflamasi: rubor, kalor, dolor, tumor dan functio laesa
      Selama inflamasi, mediator yang dilepaskan: histamin, bradikinin, leukotrien, dan PG
      Secara in vitro, prostaglandin E2 (PGE2) dan prostasiklin PGI2) nanogram menimbulkan eritema, vasodilatasi dan aliran darah lokal

Nyeri dan Demam

      PG hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau inflamasi
      PG menimbulkan keadaan hiperalgesia, kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata
      Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas
      Alat pengatur suhu tubuh berada di hipotalamus
      Secara kimia diawali pelepasan pirogen endogen atau sitokin yang memacu pelepasan PG yg berlebihan

Efek samping

      Yang paling sering adalah induksi tukak lambung yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran pencernaan

      Beratnya efek samping berbeda pada masing-masing obat

      Mekanisme terjadinya iritasi lambung yaitu Iritasi yang bersifat lokal, yang menyebabkan difusi kembali asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan.  Iritasi atau perdarahan lambug yg bersifat sistemik melalui hambatan biosintesis PGE2 dan PGI2. Kedua PG ini banyak ditemukan di mukosa lambung dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dn merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat sitoprotektif

      Gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan biosintesis tromboksan A2 (TXA2)

      Efek ini dimanfaatkan untuk terapi profilaksis trombo-emboli

      Gangguan homeostatik ginjal akibat penghambatan biosintesis PG

      Reaksi hipersensitivitas: rhinitis vasomotor, udem, urtikaria, asma bronkial, hipotensi

Penggunaan Obat pada Ibu Hamil

      Kategori A : obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya

      Kategori B : obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin

      Kategori C : obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomi, semata-mata karena efek obat didalam tubuh, umumnya bersifat reversibel.

      Kategori D : obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat irreversibel.

      Kategori X : obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada masa kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan.

Penggunaan Obat pada Ibu Menyusui

      Kategori A     : Relatif aman
      Kategori B     : Membutuhkan perhatian
      Kategori C     : Tidak diketahui
      Kategori D     : Kontraindikasi


OBAT UNTUK PENGOBATAN SENDIRI

OBAT UNTUK PENGOBATAN SENDIRI


Obat Untuk Pengobatan Sendiri

Sebagai pertolongan pertama sebelum mendapatkan pertolongan dokter

Macam & jumlah ditentukan oleh kebutuhan

Pedoman dalam memilih obat

                  Perhatikan label dan kemasan

                  Patuhi aturan pakai

                  Lama penggunaan tidak lebih dari 1 minggu

                  Kenali jika ada efek samping

                  Konsultasikan kepada dokter/apoteker/tenaga kesehatan lain

Macam dan manfaat obat yang perlu tersedia di RT

      Obat pereda rasa sakit dan atau demam

      Obat batuk

      Obat flu/pilek

      Obat maag

      Obat diare

      Obat luar


Obat pereda rasa sakit dan atau demam

Manfaat :

v  Untuk mengurangi rasa sakit/nyeri (sakit kepala, sakit gigi, keseleo, nyeri haid)

v  Untuk menurunkan suhu badan yang tinggi (demam imunisasi, demam flu)

v  Antiradang (pada penyakit encok)


Macam Obat Yang Tersedia



Obat Batuk


Komponen Obat Flu/Pilek Yang Terdapat Dalam Obat Merek Dagang



Obat Maag (Gangguan Saluran Pencernaan)



Obat Diare