Senin, 08 Juni 2015

TORCH DALAM KEHAMILAN

TORCH DALAM KEHAMILAN

Toksoplasma Gondii
Toksoplasmosis pada kehamilan dapat menyebabkan infeksi janin kongenital.

Janin yang terinfeksi kongenital tersebut mengalami kerusakan organ/struktur yang dapat menyebabkan penyakit hidrosefalus, korioretinitis dan kalsifikasi serebralis.


Hidrosefalus
Pelebaran ventrikel lateral, dimana lebar atrial lebih dari 15 mm pada trimester II dan III



Sekuele  pada bayi
Sekuele ringan yang terjadi seperti sikatriks/ scar korioretinal tanpa gangguan visus atau adanya kalsifikasi serebral tanpa diikuti kelainan neurologik.
Sekuele berat seperti kematian janin intra uterin atau neonatal. Atau adanya scar korioretinal dengan gangguan visus berat ataupun kelainan neurologik berat. 
Bila toksoplasmosis terjadi pada kehamilan sebelum 20 minggu, maka terjadi :
20% janin mengalami infeksi kongenital
25% dari janin yang terinfeksi ini memperoleh kerusakan organ berat,
15% kerusakan organ ringan serta sisanya 60% bersifat subklinis
(Foulon et al, 1994).           

Diagnosis Toksoplasmosis Pada Kehamilan
Kehamilan dengan seropositif  à  ditemukan adanya antibodi IgG anti toksoplasma dengan titer 1/20-1/1000.
Kehamilan dengan antibodi IgG atau IgM spesifik titer tinggi à ibu hamil seropositif memperoleh ulangan infeksi (reinfeksi).
Kehamilan dengan seronegatif à darah ibu tidak mengandung antibodi spesifik à mengulangi uji serologik  tiap trimester (3 bulan) sekali. 
Kehamilan dengan serokonversi à adanya perubahan dari seronegatif menjadi seropositif  selama kehamilan.
Penderita memiliki resiko tinggi untuk terjadinya transmisi  vertikal dari maternal ke janin serta mengakibatkan infeksi janin (toksoplasmosis kongenital).

Diagnostik Prenatal
Konsep lama hanya bersifat empiris dan berpedoman pada hasil uji serologis ibu hamil.
Saat ini pemanfaatan tindakan kordosentesis dan amniosentesis dengan panduan ultrasonografi guna memperoleh darah janin ataupun cairan ketuban sebagai pendekatan diagnostik
Diagnosis prenatal umumnya dilakukan pada usia kehamilan 14-27 minggu (trimester II).
Kordosentesis (pengambilan sampel darah janin melalui tali pusat) ataupun amniosentesis (aspirasi cairan ketuban) dengan tuntunan ultrasonografi.

Prinsip Ultrasonografi




CHORDOCYNTHESIS




AMNIOSENTESIS



Pemeriksaan dengan teknik P.C.R guna mengidentifikasi DNA T.oxoplasma gondii pada darah janin atau cairan ketuban. 
Pemeriksaan dengan teknik ELISA pada darah janin guna mendeteksi antibodi IgM janin spesifik (anti toksoplasma).
Diagnosis toksoplasmosis kongenital ditegakkan berdasar hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya IgM janin spesifik (anti toksoplasma) dari darah janin, dan D.N.A dari T. gondii dengan P.C.R darah janin ataupun cairan ketuban.
Diagnostik prenatal yang berdasarkan amniosentesis (aspirasi cairan ketuban), saat ini paling sering dilakukan guna mendeteksi adanya infeksi janin kongenital.
Dengan tindakan diagnostik prenatal ini akan diperoleh deteksi DNA (Deoxyribonucleic acid) T.gondii  dalam cairan ketuban melalui metode PCR (Polymerase Chain Reaction) secara akurat dan cepat.

Terapi
Spiramycin 1-3 g/hari diberikan selama 3 minggu diselingi 25 mg pyrimethamine, 3 g sulfadiazine/hari selama 3 minggu juga sampai kelahiran




Tidak ada komentar:

Posting Komentar