TORCH
DALAM KEHAMILAN
Toksoplasma Gondii
Toksoplasmosis pada
kehamilan dapat menyebabkan infeksi janin kongenital.
Janin yang terinfeksi
kongenital tersebut mengalami kerusakan organ/struktur yang dapat menyebabkan
penyakit hidrosefalus, korioretinitis dan kalsifikasi serebralis.
Hidrosefalus
Pelebaran ventrikel lateral,
dimana lebar atrial lebih dari 15 mm pada trimester II dan III
Sekuele pada
bayi
Sekuele ringan yang terjadi
seperti sikatriks/ scar korioretinal tanpa gangguan visus atau adanya
kalsifikasi serebral tanpa diikuti kelainan neurologik.
Sekuele berat seperti kematian
janin intra uterin atau neonatal. Atau adanya scar korioretinal dengan
gangguan visus berat ataupun kelainan neurologik berat.
Bila toksoplasmosis terjadi
pada kehamilan sebelum 20 minggu, maka terjadi :
20% janin mengalami infeksi
kongenital
25% dari janin yang
terinfeksi ini memperoleh kerusakan organ berat,
15% kerusakan organ ringan
serta sisanya 60% bersifat subklinis
(Foulon et al, 1994).
Diagnosis Toksoplasmosis Pada Kehamilan
Kehamilan dengan
seropositif à ditemukan adanya antibodi IgG anti
toksoplasma dengan titer 1/20-1/1000.
Kehamilan dengan antibodi
IgG atau IgM spesifik titer tinggi à ibu hamil seropositif
memperoleh ulangan infeksi (reinfeksi).
Kehamilan dengan seronegatif
à darah ibu tidak mengandung antibodi spesifik à mengulangi uji
serologik tiap trimester (3 bulan)
sekali.
Kehamilan dengan
serokonversi à adanya perubahan dari seronegatif menjadi seropositif selama kehamilan.
Penderita memiliki resiko
tinggi untuk terjadinya transmisi
vertikal dari maternal ke janin serta mengakibatkan infeksi janin
(toksoplasmosis kongenital).
Diagnostik Prenatal
Konsep lama hanya bersifat
empiris dan berpedoman pada hasil uji serologis ibu hamil.
Saat ini pemanfaatan tindakan
kordosentesis dan amniosentesis dengan panduan ultrasonografi guna memperoleh
darah janin ataupun cairan ketuban sebagai pendekatan diagnostik
Diagnosis prenatal umumnya
dilakukan pada usia kehamilan 14-27 minggu (trimester II).
Kordosentesis (pengambilan
sampel darah janin melalui tali pusat) ataupun amniosentesis (aspirasi cairan
ketuban) dengan tuntunan ultrasonografi.
Prinsip
Ultrasonografi
CHORDOCYNTHESIS
AMNIOSENTESIS
Pemeriksaan dengan teknik
P.C.R guna mengidentifikasi DNA T.oxoplasma gondii pada darah janin atau
cairan ketuban.
Pemeriksaan dengan teknik
ELISA pada darah janin guna mendeteksi antibodi IgM janin spesifik (anti
toksoplasma).
Diagnosis toksoplasmosis
kongenital ditegakkan berdasar hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya IgM
janin spesifik (anti toksoplasma) dari darah janin, dan D.N.A dari T. gondii
dengan P.C.R darah janin ataupun cairan ketuban.
Diagnostik prenatal yang
berdasarkan amniosentesis (aspirasi cairan ketuban), saat ini paling sering
dilakukan guna mendeteksi adanya infeksi janin kongenital.
Dengan tindakan diagnostik
prenatal ini akan diperoleh deteksi DNA (Deoxyribonucleic acid) T.gondii dalam cairan ketuban melalui metode PCR (Polymerase
Chain Reaction) secara akurat dan cepat.
Terapi
Spiramycin 1-3 g/hari
diberikan selama 3 minggu diselingi 25 mg pyrimethamine, 3 g sulfadiazine/hari
selama 3 minggu juga sampai kelahiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar